KAREBANUSA.COM, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan kinerja keuangan yang sangat impresif pada kuartal II 2024. 

Per Juni 2024, laba bersih BSI mencapai Rp 3,4 triliun. Nilai itu tumbuh 20,28 persen secara tahunan.

Dengan pertumbuhan itu menjadikan BSI dengan pertumbuhan tertinggi di antara Top 10 bank di Indonesia.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengatakan Perseroan berhasil menjaga kinerja keuangan dan bisnis secara sehat dan berkualitas sepanjang kuartal II tahun 2024.

Capaian ini menjadi catatan manis di tengah makroekonomi cukup menantang yang ditandai dengan naiknya suku bunga acuan seperti BI Rate ke level 6,25 persen pada awal kuartal II 2024 untuk mendukung stabilitas nilai rukar rupiah.

"Alhamdulillah, pertumbuhan BSI dalam berbagai indikator kunci, seperti aset, DPK, laba bersih, dan rasio CASA, merupakan yang tertinggi di industri perbankan nasional," kata Hery saat Jumpa Pers Kinerja BSI di Jakarta, Senin (2/9/2024).

"Prestasi ini adalah bukti bahwa BSI sebagai bank syariah mampu bersaing dan unggul di tengah dinamika industri yang semakin kompetitif. Pertumbuhan yang konsisten di berbagai aspek ini juga mencerminkan solidnya kinerja BSI yang berkelanjutan,” tambah Hery.

Hery menjelaskan capaian kinerja tersebut antara lain buah dari konsistensi manajemen menerapkan strategi bisnis perusahaan untuk fokus tumbuh sustain pada segmen ritel, konsumer dan UMKM baik dari sisi dana maupun pembiayaan. 

Saat ini komposisi dana murah mencapai 62,05 persen, sementara komposisi pembiayaan 71,73 persen berada di segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM. 

Pada sisi lain baik dari sisi overhead cost maupun kualitas kredit terjaga dengan baik. 

Lebih jauh Hery mengatakan bersyukur di tengah likuiditas yang ketat menyusul kenaikan suku bunga acuan, BSI masih dapat menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 296,70 triliun, naik 17,50 persen. 

Ditambah lagi, kinerja Tabungan naik 16,09 persen ke level Rp 128,78 triliun di mana sekitar 39 persen atau Rp 49,96 triliun merupakan tabungan Wadiah di mana perusahaan tidak memberikan bagi hasil sehingga dapat menjaga level cost of fund. 

Likuiditas BSI bertumbuh juga seiring pertambahan nasabah yang per posisi Juni 2024 telah mencapai 20,46 juta. 

Solidnya likuiditas menopang kinerja pembiayaan BSI yang juga tumbuh di atas rerata industri perbankan nasional dengan kualitas yang terjaga. 

Per Juni 2024, pembiayaan BSI mencapai Rp 257,39 triliun, tumbuh 15,99 persen yoy dengan NPF yang turun ke level 1,99 persen (gross) jauh membaik dibanding Juni 2023 sebesar 2,31 persen. 

Kinerja pembiayaan ditopang oleh pembiayaan segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM yang mencapai Rp184,61 triliun. Segmen wholesale mengomposisi 28,27 persen dengan outstanding Rp 72,77 triliun. 

Hal ini menunjukkan bahwa segmen ritel, konsumer dan UMKM memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan pembiayaan BSI, termasuk di produk gadai dan cicil emas. 

Sejalan dengan strategi pertumbuhan, pembiayaan emas BSI per posisi Juni 2024 mencapai Rp 8,97 triliun, tumbuh 41,27 persen dengan NPF 0,07 persen.

Saat ini investasi emas cukup menarik minat termasuk generasi muda karena tergolong safe-haven dan kemampuannya untuk melindungi nilai aset dari inflasi. 

Pembiayaan cicil emas memiliki pertumbuhan signifikan mencapai 100,10 persen ke level Rp3,56 triliun, sementara gadai emas berada di level Rp5,41 triliun tumbuh 18,38 persen. 

"Pembiayaan berbasis emas serta Tabungan emas saat ini telah dapat diakses secara digital melalui BSI Mobile," ungkap Hery.

Dengan kondisi likuiditas dan pembiayaan, sepanjang kuartal II 2024 pendapatan perusahaan ditopang oleh pendapatan margin dan bagi hasil yang naik 11,44 persen menjadi Rp 12,08 triliun, serta pendapatan berbasis fee yang tumbuh 28,01 persen menjadi Rp 2,48 triliun. 

Di sisi lain, rasio efisiensi (BOPO) turun dari 70,87 persen ke level 69,23 persen.

Di sisi rasio profitabilitas ROE perusahaan membaik ke 17,88 persen naik dari 17,27 persen posisi Juni 2023.

Hery pun menegaskan, selain laba bersih, beberapa indikator kinerja juga mencatatkan pertumbuhan dobel digit dan menjadi yang tertinggi di antara Top 10 bank di Indonesia. 

Untuk aset, BSI mencatat pertumbuhan sebesar 15,10 persen yoy menjadi Rp 360,85 triliun, dan ini sebagai pertumbuhan tertinggi. 

Pertumbuhan Dana pihak ketiga (DPK) BSI sebesar 17,50 persen yoy menjadikannya yang tertinggi pula di Top 10 Bank Indonesia. 

Layanan Digital Semakin Diminati

Selain indikator kinerja tersebut, pada Juni 2024 jumlah pengguna BSI Mobile ikut pula melonjak 12,72 persen (ytd) menjadi 7,12 juta orang. 

Hingga periode tersebut BSI mobile mencatatkan jumlah transaksi sebanyak 247,32 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp 298,82 triliun. 

BSI juga agresif meningkatkan Merchant QRIS untuk transaksi pembayaran. Hingga Juni 2024, Jumlah merchant QRIS yang bekerjasama dengan BSI mencapai 358 ribu, naik 30,84 persen. 

Untuk menjangkau masyarakat yang berada di daerah yang belum terdapat layanan bank, BSI Agen siap melayani kebutuhan nasabah mulai dari tarik tunai, transfer dan juga pembayaran lainnya. 

Hingga Juni 2024, jumlah BSI Agen mencapai 102 ribu di seluruh Indonesia yang mencatatkan volume transaksi sebesar 12,7 juta dengan nilai mencapai Rp 26,89 triliun. 

Menjamurnya BSI Agen membuktikan bahwa minat masyarakat bertransaksi syariah meningkat yang berdampak positif untuk pembukaan lapangan kerja baru melalui profesi BSI Agen. 

BSI Kian Fokus Pada Green Activity

BSI juga aktif dalam mengimplementasikan prinsip Environment, Social and Governance (ESG). 

Diantara pelaksanaan prinsip ESG adalah pembiayaan keuangan berkelanjutan mencapai mencapai Rp 61,1 triliun yang didominasi oleh pembiayaan UMKM sebesar Rp 47,7 triliun, sementara pembiayaan green sektor didominasi sektor eco-efficient product Rp 6,2 triliun, proyek eco-green Rp 5,9 triliun dan energi terbarukan Rp 0,7 triliun.

Di sisi lain, salah satu implementasi aktivitas ini adalah penyediaan 50 titik mesin RVM (Reverse Vending Machine) di seluruh Indonesia. 

Inisiatif tersebut saat ini berdampak pada pengurangan emisi karbon sebanyak 176,5 ton CO2eq dan telah mendaur ulang sebanyak 33,3 ton limbah plastik. 

Kontribusi BSI untuk Masyarakat

Kontribusi lainnya dari BSI bagi masyarakat terlihat pula dari program spiritual dan sosial perseroan hingga Juni 2024. 

Di mana BSI telah menghimpun ziswaf sebesar Rp 545 miliar untuk penyaluran manfaat di sektor ekonomi, pendidikan, kemanusiaan, kesehatan dan dakwah advokasi yang penyaluran tersebut bekerjasama dengan pihak ketiga.

Adapun total penerima manfaat bidang di bidang ekonomi sebanyak 8.000 orang, bidang pendidikan sekitar 20.000 penerima manfaat. 

Sementara penerima manfaat di bidang kemanusiaan sebanyak 1,3 juta orang. Untuk penerima manfaat di bidang kesehatan sebanyak 3.000 orang, bidang dakwah dan advokasi 13.000 orang. 


Tags: Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi PT BSI Tbk

Baca juga